Kamis, 27 Agustus 2015

Autobiografi
Saya Muhammad Faris Al Ghozi lahir 18 tahun yang lalu di Wonosobo, tepatnya 29 April 1997. Aku terlahir dari kedua orang tua yang begitu hebat, bapak Riyanto serta ibu Laila Wahyuningsih.


Pendidikan awalku berawal ketika umurku 4 tahun, di sebuah TK islam bernama TK ABA Aisyiyah Bustanul Athfal. Kemudian memulai sekolah di MI Muhammadiyah Kalikajar tahun 2006. Setelah 6 tahun terlewati akhirnya aku masuk dalam sebuah pondok pesantren yang terletak di Kabupaten yang berbeda. Kabupaten Temanggung tepatnya. Pondok Assalaam nama pondoknya. Hal yang paling sulit ketika awal aku beradaptasi disebuah sekolah sekaligus rumah baru bagiku. Kegiatan serta peraturan yang begitu ketat, membuatku sangat tidak nyaman. Rasa ingin keluar dari pondok tersebut selalu membayangiku setiap hari. Tetapi rasa sangat bersalah akan lebih hebat merusak pikiranku jika aku keluar dari sana setelah ingat apa yang telah dikorbankan orang tuaku agar aku bisa masuk kesana.


Haru demi hari, bulan berganti. Akhirnya 3 tahun aku melewati banyak masalah. Dimarahi, dihukum sudah menjadi kebiasaanku setiap hari. MTs ku tamat akhirnya aku melanjutkan sekolahku ke Pondok yang sudah memberi banyak pelajaran dalam hidupku selama tiga tahun. Masa MA aku lewati dengan rasa tenang, dan masa itu merupakan ajang menunjukkan bakat kita dalam memimpin. Aku dan teman - temanku didapuk untuk mengurus ratusan anak yang juga hidup disana.




Setelah tiga tahun berlalu, akhirnya sampailah aku dipenghujung masa yang menurut orang merupakan masa yang paling berbunga bunga. Tetapi dari sini perjuanganku baru dimulai. Berawal dari keikutsertaanku dalam tes Penerimaan mahasiswa baru khusus jalur santri. Tes pertama tentang berkas lolos. Dilanjutkan tes tertulis di UIN Sunan Kalijaga Semarang. Aku mengambil jurusan Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta waktu itu. Tetapi, Allah belum memberi rezeki itu kepadaku. Perjuanganku kulanjutkan dengan mendaftar SNNPTN. Karena Universitas serta jurusan yang aku tuju terlalu tinggi untuk nilai nilaiku, akhirnya jurusan itu belum aku dapat. Perjuanganku selanjutnya yaitu ikut mendaftar SBMPTN. Kali ini aku berfikir bahwa mungkin kesehatan sedang aku sukai. Sehingga aku memutuskan untuk mengambil kesehatan. Dan dengan perjuanganku, Alhamdulillah aku bisa diterima di Universitas yang merupakan Universitas terbaik bagiku. Universitas Jenderal Soedirman, dengan Kesehatan Masyarakat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar